
Jakarta –
Tim Nasional Kebaya Indonesia resmi launching buku bertajuk ‘Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan’. Kehadiran buku tersebut menjadi bukti kasatmata dalam mempertahankan kebaya tetap hidup di tengah gempuran periode modernisasi.
Pemimpin editorial buku, Miranti Serad dan Emi Wiranto, mengungkapkan buku ini mulanya dimaksudkan selaku ‘dossier’ atau dokumen untuk melengkapi pengajuan kebaya selaku warisan budaya adiluhung Indonesia terhadap UNESCO mudah-mudahan diakui selaku Warisan Budaya Takbenda (Intangible Heritage) Global, sekaligus menjadi suatu dokumentasi tentang kegigihan para wanita Indonesia buat keberlanjutan suatu pakaian adati berjulukan kebaya di wilayah-wilayah Nusantara.
Peluncuran buku ini juga menjadi bukti komunitas penggiat kebaya bagi selalu mempertahankan dan menghormati warisan budaya luhur ini dan melestarikannya sampai ke masa depan dan generasi mendatang.
“Kebaya merupakan salah sesuatu ikon budaya Indonesia yg menyediakan keindahan dan kearifan setempat bangsa kita. Buku ini menjadi salah sesuatu bentuk donasi kasatmata Tim Nasional Kebaya Indonesia dalam mempertahankan Kebaya tetap hidup di tengah gempuran budaya global,” terang Miranti, dalam keterangannya terhadap wartawan, Rabu (27/11/2024).
Miranti Serad dan Emi Wiranto selaku pegiat budaya menyampaikan buku ini disusun menurut riset, wawancara mendalam pada para tokoh, pakar sejarah, antropologi budaya dan para pewaris tradisi kebaya, buat menentukan konten buku tidak hanya akurat, tetapi juga bisa menyodorkan esensi kebaya secara mendalam. Buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto yang dikurasi secara rinci, menjadikannya tak sekadar informatif tetapi juga artistik.
“Hal yg istimewa, buku ini menyematkan arahan QR di banyak sekali ulasan, gampang-mudahan pembaca sanggup mengakses video secara digital bagi mendapat visualisasi bahasan mengenai kebaya,” katanya.
Buku ini juga dihadirkan selaku upaya buat melanggengkan kebaya selaku warisan budaya Nusantara. Ia meyakini kebaya akan terus lestari di tengah periode modernisasi ini.
Baca juga: Waka MPR Tegaskan Berkebaya Upaya Lestarikan Budaya-Bukti diri Perempuan |
![]() |
“Kebaya yang selalu hidup, bertransformasi dan mengikuti kemajuan zaman menjadikannya bisa menghidupi. Kami percaya, kebaya mulai terus lestari dan makin membumi di Tanah Pertiwi,” kata Miranti.
Kebaya, kata Miranti, juga terus hidup dan menghidupi. Kebaya juga turut berkontribusi pada sektor ekonomi masyarakat, umpamanya UMKM.
Dia mencontohkan, dengan makin banyaknya wanita Indonesia yg berkebaya dalam keseharian, hal itu menggerakkan ekonomi para penjahit, pedagang di pasar-pasar tradisional sampai pasar modern, bahkan persewaan-persewaan pakaian dan asesorisnya.
Hal yang tidak kalah utama, lanjut Miranti, upaya pelestarian kebaya juga dijalankan dan disokong seluruh pihak. Misalnya ada hukum dari pemerintah yg mengendalikan mengenai penggunaan pakaian nasional.
“Ketika bicara soal pakaian utamanya perempuan, kami tidak akan pernah bisa lepas dari kebaya. Hampir tiap kawasan di Indonesia busa pakaian khas masing-masing. Kebaya di tiap-tiap kawasan juga milik ciri khas masing-masing,” ucap Miranti.
Miranti berharap setiap wanita yg membaca buku ini mulai mencicipi sanjungan besar di ketika mengenakan kebaya dengan mengerti kisah dibalik setiap ragam kebaya dengan keindahan pada desain, jahitan dan rincian ragam hias bersamanya. Ia juga berharap buku “Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan” ini sanggup menentukan Kebaya mulai selalu dan tetap selaras dengan kemajuan zaman, serta dicintai, dihormati dan dikenakan oleh wanita Indonesia dari segala generasi.
Baca juga: Jawa Timur Raih Penghargaan Terbanyak di Anugerah Desa Wisata Indonesia |
Saksikan juga video: Cara Putri Marino Kenalkan Kebaya dan Batik ke Surinala
kebayatim nasional kebaya indonesiaHoegeng Awards 2025Baca kisah inspiratif calon polisi teladan di siniSelengkapnya