Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use

5 Hal Yang Mesti Disiapkan Sebelum Ambil Kpr Mudah

Beda Preferensi Hunian Incaran Gen Z & Milenial untuk Investasi Properti
Ilusutrasi KPR. Foto: Shutterstock

Daftar Isi

Advertisement

Jakarta – Rumah ialah keperluan primer setiap individu. Namun, masih banyak penduduk yang belum memiliki rumah sebab harganya yang sungguh tidak murah sehingga tidak terjangkau.

Saat ini sudah ada pilihan pembayaran dengan cara dicicil yakni lewat pilihan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Dilansir dari OCBC NISP, Kredit Pemilikan Rumah atau KPR yakni salah satu cara untuk mencicil rumah dalam rentang waktu dan bunga tertentu.

Nantinya kandidat debitur atau peminjam mesti mengunjungi bank tertentu untuk mengajukan KPR. Pengajuan tersebut tidak mempunyai arti pribadi bisa disetujui dan memperoleh pertolongan untuk berbelanja rumah, bank akan menganggap kesanggupan kandidat debitur dahulu.

Selain mesti menyiapkan kriteria yang bagus dan lengkap untuk mengajukan KPR. Calon debitur juga perlu merencanakan beberapa hal menurut Direktur INDEF Tauhid Ahmad sebelum sungguh-sungguh menentukan mengajukan KPR, berikut di antaranya.

Baca juga: Ara Sediakan 2.000 Rumah MBR buat Driver Ojek, Bisakah Dibeli Melalui KPR?

1. Mencari Lokasi Rumah yang Sesuai Kebutuhan

Tauhid menyarankan di saat mencari rumah, seharusnya fikirkan jarak rumah tersebut dengan kawasan kerja, sekolah, dan kawasan pentingnya lainnya. Jangan hingga lokasinya terlalu jauh sehingga mempersulit kamu, pasangan, dan bawah umur untuk ke kawasan kerja serta sekolah.

Ia juga meminta kandidat debitur untuk mengevaluasi kepraktisan lazim dan kepraktisan sosial di perumahan atau di sekeliling rumah. Misalnya, pos keamanan, Masjid, taman, lapangan, atau kawasan bermain anak.

Lalu, tetapkan lokasi rumah suda clean and clear yakni bukan di tanah sengketa, lokasi kandidat proyek pembebasan lahan, dan yang lain yang dapat membuat problem di masa depan.

2. Tersedia Transportasi Umum

Kemudian, kawasan tinggal sebisa mungkin sanggup dijangkau oleh transportasi umum. Lebih baik lagi jikalau di depan gerbang perumahan ada angkot, TransJakarta, bus, atau kendaraan lazim yang lain yang lewat.

“Kalau jauh tetapi bisa naik transportasi kereta ya nggak masalah. Tapi kalau jauh, nggak bisa dijangkau seumpama transportasi publik yang murah, maka sungguh sulit,” ujarnya.

Baca juga: Lebih Aman Mana Ambil KPR Syariah dari Pengembang atau Bank? Ini Jawabannya

3. Mampu Membayar Cicilan

Tauhid menyodorkan pentingnya untuk memiliki kesanggupan untuk sanggup mengeluarkan duit cicilan KPR. Sebab mengeluarkan duit KPR hitungannya bukan bulan, melainkan belasan hingga puluhan tahun tanggungannya.

Oleh sebab itu, perlu ada penyusunan rencana finansial yang matang. Besarannya 50 persen untuk konsumsi, 30 persen untuk mengeluarkan duit cicilan, dan sisanya 20 persen untuk tabungan.

“Jadi kalau Rp 8 juta, kesanggupan ongkos cicilan mungkin cuma Rp 2 jutaan maksimal, Rp 1 jutaan lah gitu. Itu mesti diperhitungkan. Masyarakatnya niscaya mengencangkan ikat pinggang tuh dengan pengeluaran segitu. Kaprikornus mesti punya penyusunan rencana keuangan yang matang,” tuturnya.

4. Ketahui Risiko

Saat akan mengajukan KPR minimal kandidat debitur sudah memiliki pekerjaan tetap atau pemasukan yang tetap yang stabil selama beberapa tahun. Seperti yang disebut sebelumnya, KPR yakni angsuran yang berlangsung sekitar 10-30 tahun, apabila sumber penghasilan tidak ada di saat masih mesti mengeluarkan duit KPR, bisa berisiko gagal bayar dan rumah disita bank.

“Jadi sebab kelonggaran income itu yang mesti diamati dengan status pekerjaan mereka. Nah risiko yang lain soal suku bunga. Apakah bunga fix? Kan pemerintah memamerkan belahan bunga katakanlah 12 atau 11 persen, dikasih potongannya 3-5 persen misalnya. Nah itu juga dilihat apakah nanti fix (tetap) selama sekian tahun, misalnya 15 tahun, 20 tahun atau kurang dari 10 tahun itu juga dipertimbangkan,” ungkapnya.

5. Bebas dari Judol dan Pinjol

Ia juga mengingatkan sebelum mengajukan KPR, penduduk mesti higienis dari yang namanya riwayat pertolongan online atau judi online. Pinjaman online sanggup tercatat di SLIK OJK dan sanggup mensugesti keputusan bank. Sementara itu, judi online, memang tidak tercatat di SLIK OJK, namun umumnya bank memiliki sumber data yang kredibel yang dapat mengenali hal tersebut.

“Tapi kalau judol, rasanya data itu ada (di bank). Harus diverifikasi yang begitu-begitu (pernah judol atau tidak) ya, kan nggak mungkin yakin gitu aja,” ujarnya.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

China Serang Balik! Naikkan Tarif Impor Produk As Jadi 125%

Next Post

Adaptasi Pola Hidup Bali, Residensial Wellnes Living

Advertisement