
Denpasar –
Pelaksana kiprah (Plt) Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh mengungkapkan pembangunan nasional belum meraih hasil yang maksimal. Musababnya, risiko yg ditimbulkan dari pembangunan nasional itu belum terkelola dengan baik.
“Kita semua tahu bahwa masih banyak pembangunan nasional yang kami laksanakan belum meraih hasil atau faedah yg kalian harapkan,” ujar Ateh dalam pidatonya di ketika menghadiri kesibukan Accelerating National Development Risk Management Implementation Forum 2024 di The Meru Sanur, Denpasar, Bali, Senin (11/11/2024).
“Selama ini memang kami tak pernah me-manage risiko dibandingkan dengan pembangunan nasional,” imbuhnya.
Baca juga: 3 Pekan Menjabat, AHY Belum Tetapkan Struktural Kemenko IPK |
Ateh mendorong setiap institusi pemerintah menerapkan Manajemen Risiko Pembangunan Nasional (MRPN). Dengan begitu, ia berujar, bervariasi aspek yang berpeluang menghalangi pencapaian tujuan pembangunan nasional sanggup secepatnya dimitigasi.
Menurut Ateh, dikehendaki adanya kerja sama antarinstansi sampai kenaikan kapasitas sumber daya gampang-mudahan penerapan MRPN lintas sektor sanggup berlangsung secara efektif. Ia menganggap kesibukan pembangunan yang dicanangkan Kepala Negara Prabowo Subianto juga mesti didesain dengan jelas.
“Semua program-program dari Pak Prabowo, Pak Kepala Negara, mesti ada gambarannya sekarang. Kita berkumpul di sini buat menyaksikan bagaimana kami sharing risk bersama. Pengabaian dari sesuatu instansi tadi yang tak melaksanakan, tak me-manage risiko ini, karenanya niscaya tidak akan meraih manfaatnya,” tutur dia.
Ad interim itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY prospektif kementerian yg ia pimpin bagi melakukan pembangunan infrastruktur secara konsisten dan terukur. Terutama dalam hal pendanaan dan tata kelolanya.
“Semoga dari kawasan ini kembali ke kawasan masing-masing dengan semangat gres untuk merealisasikan pembangunan nasional. Khususnya infrastruktur yg lebih berkeadilan, berkelanjutan, alasannya di-backup oleh metode dan administrasi risiko yg prudent, yg kredibel,” pungkas AHY.
Baca juga: AHY Masih Belanja Masalah soal Mangkraknya Tol Gilimanuk-Mengwi |